SEJARAH SINGKAT REPUBLIK
ZIMBABWE
Nama :
- Putri Nur Aisyah 25211655
- Siti Sarah 26211830
- Yuni Komarul Wardani 27211662
Kelas : 4EB25
Republik Zimbabwe adalah sebuah negara di Afrika bagian
selatan. Negara yang terkurung daratan ini beratasan dengan Afrika Selatan di
sebelah selatan, Botswana di barat, Zambia di utara dan Mozambik di timur.
Provinsi di Zimbabwe Zimbabwe terbagi menjadi 8 provinsi dan 2 kota yang
berstatus setingkat provinsi: Bulawayo (kota), Harare (kota), Manicaland,
Mashonaland Pusat, Mashonalnd Timur, Mashonaland Barat, Matabeleland Utara,
Mathabeleland Selatan, dan Midlands. Ada dua teori tentang asal-usul kata
“Zimbabwe”: Berbagai sumber berpendapat bahwa kata tersebutberasal dari “mabwe
dzimba–dza”, diterjemahkan dari Karanga dialek Shona sebagai “rumah besar dari
batu” (dzimba = jamak dari imba, “rumah”; mabwe = jamak dari BWE, “batu”).
Arkeolog Peter Garlake mengklaim bahwa “Zimbabwe” adalah bentuk dikontrak
dzimba-Hwe yang berarti “rumah dihormati” dalam dialek Zezuru dari Shona, dan
biasanya diterapkan untuk rumah kepala suku.
Dahulu, Zimbabwe dikenal sebagai Rhodesia Selatan. Nama ini kemudian berubah menjadi Rhodesia diikuti oleh Zimbabwe Rhodesia. Sekarang, negara ini dikenal sebagai Republik Zimbabwe. Negara Arab dan Portugal adalah beberapa mitra dagang Zimbabwe sejak zaman dahulu. Zimbabwe dieksplorasi oleh penjelajah David Livingstone. Dahulu, Zimbabwe termasuk dalam koloni kerajaan Inggris dengan nama Rhodesia Selatan yang dikelola oleh British South Africa Company. Negara ini memperoleh kemerdekaan pada tanggal 18 April 1980 dengan Robert Mugabe sebagai presiden pertama. Awalnya, Zimbabwe memiliki pemerintahan semi-presidensial. Pada tahun 1987, Mugabe merevisi konstitusi sehingga menghapuskan pos perdana menteri dan membuat sistem pemerintahan berubah menjadi presidensial. Dalam keberjalanannya, timbul berbagai pemberontakan terhadap kekuasaan pemerintah akibat kecurigaan terjadi kecurangan dalam pemilu.
Dahulu, Zimbabwe dikenal sebagai Rhodesia Selatan. Nama ini kemudian berubah menjadi Rhodesia diikuti oleh Zimbabwe Rhodesia. Sekarang, negara ini dikenal sebagai Republik Zimbabwe. Negara Arab dan Portugal adalah beberapa mitra dagang Zimbabwe sejak zaman dahulu. Zimbabwe dieksplorasi oleh penjelajah David Livingstone. Dahulu, Zimbabwe termasuk dalam koloni kerajaan Inggris dengan nama Rhodesia Selatan yang dikelola oleh British South Africa Company. Negara ini memperoleh kemerdekaan pada tanggal 18 April 1980 dengan Robert Mugabe sebagai presiden pertama. Awalnya, Zimbabwe memiliki pemerintahan semi-presidensial. Pada tahun 1987, Mugabe merevisi konstitusi sehingga menghapuskan pos perdana menteri dan membuat sistem pemerintahan berubah menjadi presidensial. Dalam keberjalanannya, timbul berbagai pemberontakan terhadap kekuasaan pemerintah akibat kecurigaan terjadi kecurangan dalam pemilu.
Zimbabwe dikenal sebagai negara kuno yang kaya akan
gading dan emas. Bahkan sampai saat ini, Zimbabwe diberkati dengan kelimpahan
berbagai bahan tambang seperti emas, tembaga, bijih besi, nikel, platinum,
lithium, batubara, kromium, dan asbes. Negara ini mempunyai iklim tropis dan
mengalami hujan lebih dari lima bulan setiap tahun. Memanfaatkan tanah yang
subur dan kaya akan bahan tambang, masyarakat di Zimbabwe mayoritas bekerja di
sektor pertanian dan pertambangan..Zimbabwe adalah sebuah negara tanpa lautan,
dikelilingi oleh Afrika Selatan di selatan, Botswana di barat, Zambia di barat
daya, dan Mozambique di timur dan timur laut. Inyangani adalah gunung tertinggi
di Zimbabwe dengan ketinggian 2.592 meter. Perbatasan barat-laut ditandai oleh
Sungai Zambezi. Air terjun Victoria adalah tujuan turis populer di Zambezi. Di
selatan, Zimbabwe dipisahkan dengan Afrika Selatan oleh Sungai Limpopo.
Zimbabwe juga berbatasan dengan Namibia di barat melalui sebuah jalur sempit.
Perekonomian Zimbabwe
Perekonomian Zimbabwe terus mengalami kemorosotan dari
negara ini berdiri sampai saat ini. Laju Inflasi di Zimbabwe rata-rata
53.081,99 persen dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2015 dan mencapai inflasi
dengan level tertinggi sepanjang masa yaitu 2.660.522,20 persen (2,6 juta
persen) pada bulan Juli 2008. Tingkat inflasi di Zimbabwe sekarang tercatat
-1,28 persen pada Januari 2015. Laju Inflasi di Zimbabwe dilaporkan oleh bank
Reserve Zimbabwe.
Ekonomi Zimbabwe Perekonomian Zimbabwe terus mengalami
kemorosotan selama beberapa waktu ini. Inflasi negeri ini terus meningkat
hingga 2,2 juta persen, yang menjadi inflasi tertinggi di dunia. Akibat inflasi
yang tinggi tersebut, bank sentral Zimbabwe sudah mengeluarkan 4 versi mata
uang sampai sekarang. Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan
$ 100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) yang menjadi uang dengan nominal
terbesar didunia yang kemudian digantikan dengan dolar versi ke-4 dimana setiap
$ 100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) uang lama digantikan menjadi $1 uang
baru. Dengan ekonomi yang terus memburuk sekarang bank sentral Zimbabwe
memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika
sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali ekonomi Zimbabwe.
Kesehatan di Zimbabwe Sistem kesehatan di Zimbabwe
merupakan salah satu yang terburuk di dunia dimana tingkat harapan hidup untuk
pria hanya sampai umur 44 tahun dan 43 tahun untuk wanita hasil ini menunjukkan
penurunan dibandingkan pada tahun 1990. Penurunan ini disebabkan karena kasus
HIV/AIDS. Tingkat kematian bayi juga meningkat dari 5,9% pada akhir tahun
1990an menjadi 12,3% pada tahun 2004 , sementara itu pada waktu yang bersamaan
terjadi tingkat kelahiran bayi yang meningkat secara drastis. Sistem fasilitas
kesehatan juga tidak berbeda jauh dengan kondisi kesehatan masyarakat. Pada
akhir November 2008, tiga dari empat rumah sakit besar di Zimbabwe ditutup.
Selain itu, para dokter dan ahli medik juga melakukan migrasi besar-besaran
seiring dengan memburuknya keadaan politik dan ekonomi. pada Agustus 2008,
sebagian besar daerah Zimbabwe mengalami epidemi kolera. Keadaan ini semakin
parah dengan 10.000 orang terinfeksi kolera di hampir seluruh provinsi di
Zimbabwe. Epidemi ini juga tersebar hingga ke negara tetangga seperti Botswana,
Mozambik, Afrika Selatan dan Zambia
Meskipun ekonomi tumbuh rata-rata lebih dari 4% per tahun
antara 1980-1990. Dekade berikutnya melihat pertumbuhan yang lebih, tapi ini
semua berubah pada tahun 2000. Disinilah merupakan titik balik utama bagi
perekonomian mereka. Pertanian merupakan ekspor utama Zimbabwe, dan banyak
peternakan yang sebelumnya memproduksi dan mengekspor tanaman di luar negeri
kini dialihkan ke tangan orang lain, dalam banyak kasus, peternakan mereka
berada di tangan pejabat pemerintah yang tidak tahu bagaimana bertani. Inflasi
pada tahun 2000 di Zimbabwe lebih dari 55%, tetapi hanya satu tahun kemudian
pada tahun 2001 inflasi telah mencapai lebih dari 112%. Tanah terus
didistribusikan, modal terbang keluar negeri. Investor kehilangan kepercayaan
yang diinvestasikan ke Zimbabwe, dan tidak ingin mengambil risiko memiliki
modal mereka terikat dengan rezim Mugabe. Inflasi pada tahun 2003 adalah 598%.
Dolar Zimbabwe mulai runtuh.
Dengan barang esensial yang diimpor ke Zimbabwe, serta
melemahnya mata uang mereka membuat produk lebih mahal untuk dibeli seperti
makanan dan tempat tinggal. Pada tahun 2006, Dr Gideon Gono, kepala The Reserve
Bank of Zimbabwe, melakukan ‘re-evaluasi, “di mana mata uang baru akan dicetak.
Dolar ‘Baru’ itu bernilai sekitar 1000 dolar. Inflasi pada tahun 2006 adalah
1.281%. Angka itu terus bertambah hingga mencapai angka 2.2juta% pada tahun
2008. Angka ini amat-sangat mencengangkan, nilai mata uang Zimbabwe sangat
kehilangan daya belinya.
Terjadinya krisis ekonomi global (krisis moneter) yang
terjadi di berbagai negara, baik negara berkembang maupun negara maju membuat
beberapa mata uang negara mengalami penurunan kurs dan harga bahan-bahan pokok
meningkat secara drastis. Namun yang dialami Zimbabwe jauh lebih parah
dibanding negara-negara lain yang mengalami dampak krisis global ini. Dari
penyebab tersebut Zimbabwe mengalami inflasi yang mencapai 2,2juta% sehingga
membuat perekonomian menjadi tak terkendali, banyak penanam modal asing yang
kehilangan sahamnya karena inflasi tersebut dan membuat Zimbabwe di enggan
untuk para penanam modal untuk menanamkan modalnya karena takut kehilangan.
Sebenarnya apa yang dialami Zimbabwe bukan hanya sekedar inflasi, karena yang
terjadi di Zimbabwe ini adalah iflasi yang tidak terkendali atau bisa dikatakan
yang dialami negara Zimbabwe adalah hiperinflasi. Akibat dari hiperinflasi
tersebut Zimbabwe harus redenominasi mata uang untuk mengurangi pengaruh dari
inflasi. Mereka mencetak mata uang dengan nominal yang 100 triliun dolar
Zimbabwe. Di sana untuk membayar ongkos angkutan umum seperti bus, kita harus
membayar 3 triliun dolar Zimbabwe, namun itu setara dengan 50 sen mata uang
Amerika Serikat dan apabila dirupiahkan itu setara dengan Rp. 5000. Contoh
keunikan lain di negara ini adalah selain berlakunya dolar
Zimbabwe sebagai alat pembayaran, berlaku juga mata uang
asing seperti dolar Amerika dan Rand mata uang Afrika selatan. Akibat dari
banyaknya mata uang yang berlaku, tidak sedikit masyarakat Zimbabwe yang kembali
melakukan sistem barter karena kebingungan untuk menentukan kembalian dan
kesulitan masyarakat untuk membawa uang yang banyak hanya untuk membeli
sesuatu. Beberapa pertokoan bahkan mengganti uang kembali dengan permen,
cokelat, atau kupon yang ditulis tangan dan berlaku sebagai alat tukar. Ada
kasus dimana seorang yang ingin membeli roti harus membawa satu gerobak penuh
berisi uang hanya untuk membeli beberapa potong roti. Saking parahnya
hiperinflasi, kas negara Zimbabwe hanya sebesar US$ 217 atau sekitar Rp 2,06
juta (Rp 9.500/US$) yang tersimpan di bank. Dana tersebut merupakan anggaran
pemerintah untuk kepentingan publik tahun ini. Kondisi negara Zimbabwe yang
seperti ini harus segara menemukan pemecahan masalah mengingat bahwa kondisi
ekonomi Zimbabwe akan menjadi efek domino yang panjang bagi Zimbabwe sendiri.
Kebijakan Pemerintah Dalam Menghadapi Negara Zimbabwe
Sebenarnya, kalau kita cermati, Negara Zimbabwe ini tidak
mengalami kemiskinan mutlak, tetapi lebih tepat kita sebut kesenjangan sosial.
Ini bisa dilihat dari kondisi ekonomi presidan Zimbabwe, Robert Mugabe yang
memiliki istana yang sangat mewah di tengah tengah kemiskinan rakyatnya. Bahwa
kehidupan di masyarakat kadangkala tergambar seperti apa yang terjadi dalam
kehidupan di laut atau samudera. Kehidupan di laut selalu terdapat ikan-ikan
besar yang selalu memangsa ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil itu tidak bisa
mendapatkan makanan, bukan karena tidak mau atau bisa mencarinya, melainkan
oleh karena ketakutan dengan ikan besar bahkan menjadi mangsanya. Sebagai
pilihan aman, mereka hanya mencari di wilayah-wilayah yang tidak mungkin
didatangi oleh ikan besar, sekalipun.
Tempat itu sudah terlanjur gersang, atau bahkan tidak
tersedia makanan.Kelompok ikan-ikan kecil tidak mendapatkan makanan, bukan
disebabkan mereka tidak bisa mencarinya, melainkan karena kalah bersaing, dan
bahkan justru dimangsa oleh ikan besar itu sendiri. Gambaran seperti itu juga
terjadi dalam kehidupan manusia dan masyarakat terbuka seperti sekarang ini.
Orang-orang miskin sebenarnya telah kalah dari berbagai persaingan dengan
orang-orang yang kaya akses itu. Mungkin permasalahan-permasalahan ekonomi dan
kesenjangan social di Zimbabwe ini dapat diatasi dengan pelengseran penguasa
saat ini, dan menggantinya dengan sosok yang bias mengatasi hal ini, walaupun
itu juga berisiko pemimpin selanjutnya juga terpengaruh dengan sikap Robert
Mugabe. Upaya lain yang harus dilakukan adalah campur tangan PBB untuk turun
tangan dalam mengatasi kemiskinan tersebut